PBB II
1.
LARI MAJU
·
Aba-aba : LARI MAJU = JALAN
·
Aba-aba peringatan, LARI MAJU = tangan
dikepalkan dengan lemas, diangkat dan diletakkan diikat pinggang sebelah depan,
punggung tangan menghadap keluar kedua sikut sedikit kebelakang.
·
Aba-aba pelaksanaan JALAN,
menghentakan kaki kiri sambil berteriak nama korps-nya, lalu berlari
dengan langkah yang bersama-sama, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak
kaki terlebih dahul, lengan dilenggang secara tidak kaku.
·
Aba-aba HENTI = GERAK, pasukan
berhenti pada hitungan ketujuh, hitungan keenam kaki berhenti berlari tumit
rapat, hitungan ketujuh dua tangan diturunkan.
2.
LENCANG DEPAN
·
Pasukan dalam keadaan berbanjar.
·
Aba-aba : LENCANG DEPAN = GERAK.
·
Penjuru tetap sikap sempurna.
·
Banjar paling kanan meluruskan dengan mengangkat tangannya ke depan
(digenggam) kira-kira satu lengan dua kepal dari bahu belakang teman di
depannya.
·
Shaf terdepan lencang/ setengah lengan lencang kanan.
·
Yang me-LURUS-kan banjar paling kiri shaf terdepan.
·
Pandangan lurus kedepan, kecuali shaf terdepan menengok kearah penjuru.
·
Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
3.
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN/ KIRI
·
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
·
Aba-aba : SETENGAH LENGAN LENCANG KA/ KI = GERAK.
·
Shaf terdepan/ kesatu, tangan kanan/kiri langsung bertolak pinggang
dengan sikut menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan
tangan lurus, telapak tangan dibuka, ibu jari disebelah belakan, empat jari
lainnya rapat disebelah depan.
·
Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke kanan/ kiri kecuali penjuru
(tetap diam). Shaf dua dan tiga menengokkan kepalanya kearah penjuru (450).
·
Banjar paling kanan/ kiri lencang depan (menggunakan tangan kanan), bila
telah lurus teriak LURUS!! oleh orang paling belakang.
·
Pergeseran ke kanan/ kiri bergerak cepat (biasa), diutamakan
kecepatannya. Kalau jarak pergeserannya jauh, maka orang tersebut dapat hadap
kanan/ kiri terlebih dahulu berjalan, kemudian hadap kanan/ kiri dan melakukan
gerakan seperti diatas. (Driil)
·
Dalam variasi pergeseran ke kanan/ kiri bergerak teratur, penjuru diam,
orang disampingnya bergeser 2 langkah,
seterusnya kelipatan dua. (Eksersisi)
·
Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
·
Apabila pasukan akan berjalan, maka harus diberikan dulu aba-aba :
LENCANG KANAN/ KIRI = GERAK.
4.
LENCANG KANAN/KIRI
·
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
·
Aba-aba : LENCANG KANAN/ KIRI =
GERAK.
·
Tangan kanan/ kiri digenggam lalu direntangkan dan di tempelkan dibahu
rekan disampingnya ibu jari menghadap ke depan, punggung tangan menghadap
keatas.
·
Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan ke kanan/ kiri kecuali penjuru
(tetap diam). Shaf dua dan tiga menengokkan kepalanya kearah penjuru (450).
·
Masing-masing meluruskan diri, jarak tangan bila kurang , diambil dari
belakang, tidak ditonjok.
·
Banjar paling kanan/ kiri lencang depan (menggunakan tangan kanan), bila
telah lurus teriak LURUS!! oleh orang paling belakang.
·
Pergeseran ke kanan/ kiri bergerak cepat (biasa), diutamakan
kecepatannya. (Driil)
·
Dalam variasi pergeseran ke kanan/ kiri bergerak teratur, penjuru diam,
orang disampingnya bergeser 2 langkah,
seterusnya kelipatan dua. (Eksersisi)
·
Aba-aba kembali ke sikap sempurna : TEGAK = GERAK.
5.
BERHITUNG
·
Pasukan dapat dalam bentuk bershaf atau berbanjar.
·
Aba-aba : HITUNG = MULAI.
·
Ketika aba-aba peringatan HITUNG, bila bershaf, maka shaf terdepan
menengokkan kepalanya ke kanan, bila berbanjar, maka pandangan tetap lurus
kedepan.
·
Ketika aba-aba pelaksanaan MULAI, penjuru mulai berhitung, bila bershaf
berturut-turut tiap pasukan mulai penjuru paling kanan menyebutkan nomornya
sambil memalingkan muka kembali kedepan. Bila berbanjar maka mulai dari penjuru
kanan depan berturut-turut kebelakang menyebutnya nomornya masing-masing.
·
Bila tidak ada tempat yang kosong, penjuru belakang sebelah kiri
berteriak LENGKAP, jika tidak lengkap teriakkan jumlah kekurangannya, misal
KURANG DUA.
·
Penyebutan nomor harus diucapkan penuh.
·
Sebelas – bukan satu satu,
·
Dua puluh empat – bukan dua empat.
6.
LEPAS/ KENAKAN TOPI
Dilaksanakan dalam posisi pasukan istirahat
ditempat.
Aba-aba peringatan LEPAS TOPI, pasukan langsung sikap sempurna.
·
Aba-aba pelaksanaan MULA, pasukan melaukan gerakan.
·
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
1.
Kedua tangan memegang lidah topi,
2.
Topi diangkat sedikit diatas kepala,
3.
Pindahkan topi ke depan dada,
4.
Pindahkanlah topi kesebelah kiri, lidah topi dipegang tangan kiri
memegang keatas, posisinya siku-siku, sikut rapat ke pinggang, tangan kanan
mengantar.
5.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
·
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.
Aba-aba
KENAKAN TOPI, pasukan sikap
sempurna.
·
Aba-aba MULAI, pasukan melakukan gerakan.
·
Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir (penutup).
1.
Tangan kanan memegang lidah topi,
2.
Pindahkan topi ke depan dada dengan tangan kanan dan kiri memegang lidah
topi.
3.
Topi dibalik.
4.
Topi ditempelkan diatas kepala dengan tangan kanan memegang lidah topi
dan tangan kiri memegang bagian belakang topi.
5.
Topi dimasukan ke kepala.
6.
Hitungan 1 (penutup) langsung sikap sempurna.
·
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.
7.
SIKAP DUDUK SIAP DAN ISTIRAHAT
·
Aba-aba : DUDUK SIAP= GERAK
·
Saat duduk dikursi, Badan tegak sikap sempurna, tumit rapat, punggung
tidak bersandar, dua tangan digenggam simpan diatas paha, punggung tangan
menghadap keatas.
·
Saat duduk di lantai putra SILA, badan tegak, tangan digenggam, lengan
bagian bawah menempel pada lutut. Putri dalam posisi EMOK, tangan digenggam
simpan diatas paha, badan tegak,
·
Aba-aba : ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak
(santai).
·
Pasukan dapat mengucapkan TERIMA KASIH, dengan catatan suasana sedang
santai, tidak terlalu resmi, ataupun sedang dalam latihan.
·
Sedangkan dalam suasana resmi, seperti upacara, pasukan tidak perlu
mengucapkan TERIMA KASIH.
·
Penguapan TERIMA KASIH ini merupakan ciri khas dari Paskibra Kotamadya
Bandung yang mempunyai kaidah bergaul SA-TO-TE-MA (Salam, Tolong, Terima Kasih,
Maaf).
8.
ATURAN MENGHADAP, KELUAR MASUK BARISAN,
BERTANYA, dan MENJAWAB
a. ATURAN KELUAR BARISAN
1.
Untuk shaf terdepan tidak perlu balik kanan, tetapi langsung menuju ke
arah yang memanggil.
2.
Bila bershaf, maka untuk shaf bagian tengah dan belakang, melakukan
balik kanan kemudian melalui belakang shaf paling belakang, selanjutnya memilih
jalan yang terdekat menuju ke arah yang memanggil.
3.
Bila berbanjar, maka shaf tengah dan belakang, melakukan balik kanan
kemudian melakukan balik kanan kemudian memilih belakang shaf sendiri terus
memilih jalan yang terdekat menuju ke
arah yang memanggil.
4.
Bagi orang yang berada dibanjar kanan/ kiri tanpa balik kanan langsung
menuju ke arah yang memanggil.
Untuk
kepraktisan dan keindahan dalam baris-berbaris orang yang berada di banjar
kanan/ kiri , melakukan gerakan hadap kanan/ kiri terlebih dahulu, langsung
berjalan menuju ke arah yang memanggil.
5.
Apabila salah seorang dalam barisan akan meninggalkan barisan, maka
terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan meminta izin kepada yang di
depan dengan cara mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka,
jari-jari dirapatkan.
Contoh, siswa yang akan meninggalkan
barisan mengangkattangan,
Pelatih bertanya : Ada apa ?
Siswa Menjawab : Ke belakang ?
Pelatih memutuskan : Baik, lima menit kembali
(beri batas waktu sesuai keperluan)
Siswa yang akan meninggalkan barisan mengulangi
:
“ Siap, Lima
menit kembali”,
setelah mendapat izin, kemudian dia menuju tempat sesuai keperluannya.
b. ATURAN MASUK BARISAN
1.
Bila keperluan siswa telah selesai, maka siswa tersebut menghadap ± 6 langkah di depan komandan/ orang yang
sedang memberikan aba-aba/ materi.
2.
Tanpa menghormat terlebih dahulu, langsung laporan sebagai berikut
(misalnya) : “ Lapor, ke belakang selesai, laporan selesai.”
3.
Komandan/ pemberi aba-aba/ materi, memberikan perintah, “ Masuk
Barisan”.
4.
Siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, kemudian menghormat, balik
kanan dan kembali kebarisannya pada kedudukan semula.
Bila tidak ada tempat yang kosong dalam barisan, maka
tunggulah sampai ada aba-aba Lencang kanan/ kiri atau setengah Lencang kanan/ kiri, kemudian siswa
tersebut masuk kebarisan.
c. ATURAN MENGHADAP dan TAMPIL KEDEPAN
1.
Apabila siswa dipanggil oleh komandan/ pemberi aba-aba sedang dalam
barisan. “ Siswa Jalu tampil ke depan.”
2.
Siswa sedang mengucapkan “Siap, Siswa Jalu tampil kedepan”.
3.
Siswa tersebut kemudian keluar barisan sesuai denga tata cara keluar
barisan dan menghadap ± 6 langkah di depan oleh komandan/ pemberi
aba-aba/ yang memanggil.
4.
Kemudian mengucapkan kata-kata :” siap menghadap”, selanjutnya menunggu
perintah.
5.
Setelah mendapatkan perintah, maka siswa tersebut mengulangi perintah
tersebut, misal :
Pelatih
: “ terangkan tentang PBB II”.
Siswa : “ terangkan tentang PBB II.”
Selanjutnya
melaksanakan perintah tersebut .
6.
Bila telah selesai, siswa tersebut menghadap ke komandan/ pemberi
aba-aba/ yang memanggil dan mengucapkan kata-kata : “Menerangkan PBB II telah
dilaksanakan, laporan selesai.
7.
Setelah mendapat perintah “kembali ketempat”, siswa tersebut mengulangi
perintah kemudian menghormat, kemudian kembali ketempat semula dalam barisan.
8.
Apabila ada siswa yang berkeinginan tampil kedepan misalnya untuk
menerangkan sesuatu, maka siswa tersebut mengacungkan tangannya agar terlihat
oleh pelatih/ komandan, dan mengucapkan kata-kata:” Izin tampil kedepan”, setelah
dipersilahkan maka siswa tersebut segera tampil ke depan.
Catatan : Siswa ini bukan pangkat/ jabatan, dipakai untuk membedakan
nama orang yang dipanggil (misalkan ada senior dan yunior yang kebetulan
bernama sama).
d. ATURAN BERTANYA dan MENJAWAB
1.
Bila ada pertanyaan dari siswa, maka anggota tersebut mengangkat tangan
kanannya keatas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
Contoh,
siswa yang bertanya mengangkat tangan,
Pelatih
bertanya : Ada apa ?
Siswa
menjawab : Izin bertanya !
Pelatih
mengucapkan : Silahkan (apa
saja yang pantas)
2.
Bila ada pelatih yang bertanya pada siswanya, maka salah seorang
siswanya itu langsung mengangkat tangan kanannya keatas penuh, tangan dibuka,
jari-jari dirapatkan, kemudian mengucapkan “ Izin menjawab”.
3.
Jika ada yang bertanya ataupu akan menjawab, dan siswa dalam keadaan
istirahat ditempat, maka siswa tersebut harus mengambil sikap sempurna terlebih
dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar