TATA
KRAMA SISWA DAN SOPAN SANTUN
PENGERTIAN
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata =
Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama =
Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.
Tata krama adalah
a.
Kebiasaan
adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota
masyarakat disuatu tempat.
b.
Kebiasaan
sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan masyarakat
dimana siswa berada.
Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan kapan saja,
bila kita berkomunikasi seperti perkenalan berbicara, bertatap muka, atau
pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya seperti telepon dan surat kita
harus mengetahui tata kramanya.
Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan
yang disepakati dan diterima dalam lingkungan pergaulan.
Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur yang
dperoleh melalui pendidikan dan latihan dari berbagai orang dalam kedudukan
masing-masing, seperti orang tua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat dan
tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang merupakan
bagian dari ajaran moral.
Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat
mewujudkannya dalam sikap bentuk dan perilaku yang selaras dan serasi dengan
kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana siswa berada sehari-hari.
l
PERWUJUDAN
Siswa
sebagai insan pribadi (individual), insan pendidikan, insan pembanguan nasional
baik secara individu maupun secara kelompok sebagai makhluk sosial yang hidup
dalam lingkungan sosial harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku yang dapat
mencerminkan norma nilai sopan santun yang dimilikinya sesuai dengan kondisi
dan situasi secara pribadi (individual) maupun secara kelompok.
a. Secara Pribadi
Siswa sebagai pribadi (individu) terlepas
dalam hubungan dengan pribadi lain atau kelompok harus dapat meujudkan tata
krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sesuai denga nilai sopan
santun sebagai pencerminan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Sikap dan perilaku tersebut harus diwujudkan
dalam:
1.
sikap
berbicara
2.
sikap
duduk
3.
sikap
berdiri
4.
sikap
berjalan
5.
sikap
berpakaian
6.
sikap
makan dan minum
7.
sikap
pergaulan
8.
sikap
penghormatan
9. sikap mengggunakan
fasilitas umum
b. Secara Kelompok
Siswa Sebagai insan dalam kodratnya sebagai
makhluk sosial yang memiliki norma nilai sopan santun, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur harus dapat
mewujudkan sikap dan perilaku kelompok sehari-hari sesuai dengan norma nilai
sopan santun dilingkungan sosialnya sebagai berikut:
1.
Di
Sekolah
Pencerminan sikap dan
perilaku di sekolah antara lain:
· Sikap memasuki ruangan (kelas, guru, kepala sekolah)
· Sikap duduk di kelas
· Sikap terhadap guru, kepala sekolah, Tata
Usaha
· Sikap terhadap sesama teman
· Sikap berpakaian seragam sekolah
· Sikap pada waktu mengikuti upacara di sekolah
· Sikap dilapangan olahraga, dsb.
2.
Di Keluarga
Pencerminan sikap dan
perilaku di keluarga sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku, antara
lain:
· Sikap memasuki rumah
· Sikap terhadap orang tua dan anggota keluarga
yang lebih
tua
· Sikap terhadap saudara-saudara
· Sikap makan dan minum
· Sikap menerima telephone
· Sikap berpakaian
· Sikap melakukan ibadah dan sebagainya
3.
Di Masyarakat
Pencerminan sikap dan
perilaku siswa di masyarakat dituntut untuk sesuai dengan norma dan kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat, antara lain:
· Sikap terhadap orang yang lebih tua, tokoh
masyarakat
· Sikap terhadap sesama teman
· Sikap menelephone
· Sikap perkenalan
· Sikap berteman
· Sikap mengikuti upacara
· Sikap pada jamuan makan/ pesta
· Sikap pada waktu bepergian
· Sikap mengunjungi orang sakit
· Sikap di tempat kost
PERMASALAHAN DAN SUMBER PENYEBAB
Banyak keluhan yang dikemukakan para
orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat mengenai sikap dan perilaku siswa
yang menyimpang ataupun tidak sesuai dengan nilai/ norma sopan santun, misalnya
pergi atau masuk tidak pamit pada orang tua atau mengetuk pintu, disekolah
duduk di kelas seenaknya atau memasuki rumah orang (bertamu) tanpa mengetuk
pintu, serta banyak lagi contoh ditemukan dalam kehidupan siswa.
Siswa
hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, jika berperilaku
menyimpang ataupun tidak sesuai dengan nilai/ norma sopan santun, tidak dapat
diletakkan kesalahan pada satu pihak saja.
Kesemuanya itu harus ditinjau juga dari
dimensi orang tua yaitu bagaimana pola asuh keluarga dan penanaman nilai-nilai
keagamaan dari kecil, kemudian disekolah bagaimana lingkungan pergaulan dengan
teman-temannya, sikap dan perilaku para guru sebagai panutan mereka adalah
tokoh pimpinan dalam masyarakat.
Dapat disimpulkansebagai sumber penyebab
dari penyimpangan perilaku siswa ataupun sikap dan perilaku yang tidak sesuai
dengan norma sopan santun adalah:
a.
Keluarga
u Didalam keluarga, hendaklah
sedini mungkin ditanamkan budi pekerti luhur, disiplin dan nilai-nilai
kegamaan.
u Orang tua harus memberi
contoh-contoh yang baik dan memberikan perhatian cukup kepada anaknya.
u Orang tua yang keduanya
sibuk sehingga tidak sempat bergaul dengan anak-anaknya, maka siswa tidak
mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari kedua orang tuanya.
b.
Sekolah, masyarakat dan lingkungan
u Lingkungan pergaulan dengan
teman-teman di sekolah atau di masyarakat dapat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku seorang siswa.
u Sikap dan perilaku para
pendidik serta tokoh masyarakat merupakan panutan.
u Tontonan, film-film di
bioskop atau video.
BENTUK-BENTUK SOPAN SANTUN YANG
DIINGINKAN
Sopan santun sebagai perwujudan budi pekerti
luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan sejak seseorang lahir, terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yang
selaras dan serasi dengan kodrat, tempat, waktu, dan kondisi lingkungan.
Bentuk sopan santun siswa yang diinginkan
dan diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari sesuai dengan
perwujudannya dapat digolongkan menjadi:
1.
Sikap motorik
2.
Sikap dan cara penghormatan
3.
Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
4.
Sikap perilaku pergaulan
5.
Sikap dan tata cara makan dan minum
1. Sikap motorik
Dari anak umur Taman
Kanak-kanak sampai remaja dapat dikatakan berlaku pembinaan yang semakin lama
semakin berkualitas dari terarah, berlanjut, konsekuen, bertahap dan
meningkat.Baik tata cara bicara instruktif sampai kepada cara melatih akan meningkat sesuai dengan dorongan
psikologik masing-masing dari balita ke remaja.
a. Sikap duduk
1.
Duduk sebaiknya tegak dan rileks. Usahakan tersenyum sedikit, sikap yang
penting bagi perkembangan fisik tulang punggung anak, disamping memberikan
penampilan yang baik.Bila tidak mampu, diperkirakan ada sesuatu yang harus
diperiksakan. Kesalahan mungkin pada tempat duduk yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah.
2.
Perhatian pada satu arah, bila ada yang berbicara didepan perhatikan
orang tersebut jangan ngobrol, bisik-bisik atau tengok-tengok.
3.
Jarak pandang dengan meja sekitar 30 cm, lebih pendek dari jarak itu
kemungkinan ada gangguan kesehatan mata.
4.
Menempatkan kaki di meja tidak dibenarkan, karena ada kesan tidak
menghargai, menantang, meremehkan pemilik meja atau menempati.
5.
Sikap duduk jigang hanya dilaksanakan ditempat yang selaras dengan
lingkungan adatnya, tetapi di sekolah atau tempat lainnya yang resmi secara
daerah ataupun nasional maupun internasional sebaiknya duduk jigang tidak
dilaksanakan.
6.
Sikap duduk sila akan selaras dan serasi sesuai dengan lingkungan
misalnya kenduri di atas tikar. Sesuai adat tertentu jigang pun masih diterima,
tetapi pada umumnya duduk sila lebih bisa dihargai.
7.
Khusus untuk wanita sebaiknya tidak jigang, apalagi kaki di atas meja.
Kaki di atas meja kadang bisa dilaksanakan dalam keadaan benar-benar sendiri
dan tidak dilihat orang lain.
8.
Sikap dudu kaki menyilang, paha di atas paha, sebaiknya dihindari,
sekalipun memakai kulot, rok mini ataupun celana panjang. Kadang-kadang
kaki, sepatu yang kotor menyerempet
pakaian tetangganya yang dapat menimbulkan konflik.
9.
Dalam kendaraan umum atau dalm perjalanan, anak dan remaja dilatih untuk
memberikan tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua.
10.
Duduk-duduk ditengah jalan, diberanda sekolah ataupun diberanda kantor
sering membuat orang lewat merasa tidak enak. Disamping mengganggu orang
lain juga mudah menimbulkan kemarahan.
11.
Duduk-duduk ditengah jalan dan membuang rokok atau benda-benda lain
secara sembarangan, di samping tidak sopan juga sangat berbahaya.
12.
Duduk menempatkan kaki ke kursi didepannya akan mengganggu siapa pun
yang duduk didepan dan bisa menimbulkan kemarahan.
13.
Tidak menghalangi orang lain, carilah tempat yang baik bagi mereka yang
mempergunakan pakaian dinas (PDU, PDL, PDH, PSAS) dilarang keras untuk jongkok.
14.
Kaki tidak disilangkan, bagi putri kaki kanan bisa diajukan.
b. Sikap berdiri
1.
Badan tegak, punggung dan pinggang lurus, kepala tegak dengan pandangan
lurus kedepan, rileks, luwes, usahakan tersenyum sedikit.Bagi laki-laki mungkin
kaki terbuka sekaki kelihatan lebih
selaras. Untuk wanita satu kaki selangkah didepan mungkin memberikan penampilan
yang serasi.
2.
Dalam berbicara dan berdiri tidak memasukkan tangan ke dalam saku,
kecuali dalam keadaan dingin.
3.
Sikap berdiri dengan tangan terkatup didepan akan memberikan penampilan
simpatik dan menghormati orang lain.
4.
Berdiri dengan berkacak pinggang, tampak angkuh dan sombong.
5.
Berdiri dengan tangan terkatup dibelakang, mirip tentara dalam keadaan
istirahat, bila disertai santai dan tersenyum memberikan kesan rendah diri.Bila
berdiri sambil menerangkan suatu materi atau memberikan instruksi biasakanlah
satu tangan dibelakang, tangan lain bergerak bebas, pandangan kesegenap
penjuru, kakim terbuka tidak terlalu lebar.
6.
Kaki tidak bersandar ke tembok.
c. Sikap berjalan
1.
Apabila wanita dan pria berjalan bersama-sama hendaknya ada penyesuaian
langkah, yang wanita mempercepat langkah dan pria memperlambat langkah.
2.
Lenggang tangan yang selaras dan serasi, kurang lebih 30 derajat.
3.
Berjalan ditengah jalan, bergandengan dan terseok-seok pelan sering
mengganggu lalu lintas.
4.
Bila mengantar seorang wanita atau orang tua seyogyanya siswa berada di
sebelah kanan belakang setengah langkah.Seorang pria harus berjalan pada bagian
yang dapat melindungi keselamatan wanita. Bila menyebrang, pria harus mengambil
posisi dari araha datangnya kendaraan.
5.
Hindari berjalan dengan tangan didalam saku atau merokok.
6.
Tidak terlalu banyak bicara (ngobrol sambil jalan) dan perhatikan
keadaan disekitar kita.
7.
Dilarang Keras: MAKAN SAMBIL JALAN !!!
8.
Bila melewati kerumunan orang jangan membungkuk-bungkuk.
d. Sikap dan cara berbicara
1.
Berbicara dengan suara jelas, tidak dengan mulut hampir tertutup, tidak
berbisik-bisik, tidak berteriak atau membentak. Tenang, sekali-kali ditegaskan
dengan gerakan tangan.
2.
Berbicara dengan memandang yang di ajak berbicara, tidak mendelik dan
tidak mengantuk tetapi penuh kesabaran dan perhatian. Hendaklah memperhatikan
dengan siapa anda berbicara dan seberapa akrabkah dengan orang tersebut.
3.
Berbicara teratur, dengan isi tidak meloncat kesana kemari.
4.
Jadilah pembicara yang baik bila diberi kesempatan tetapi jadilah
pendengar yang baik bila harus mendengar.
5.
Bila pandangan berbeda, hindari perdebatan, alihkan atau hentikan
pembicaraan, kecuali kalau memang ada forum untuk berdialog.
6.
Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
7.
Hindari sikap mendominasi.
8.
Jangan mengeluarkan kata-kata kotor.
9.
Jangan menggunjingkan oarang lain karena merugikan diri sendiri.
10.
Bedakan cara bicara anda dari usianya, lingkungan kehidupannya.
2. Sikap dan cara penghormatan
Dari lingkup nasional
masalah tata cara penghormatan sudah dibakukan secara tertulis hanya di lingkup
subkultural ABRI dengan Peraturan Penghormatan Militer, yang sebagian besar
diterapkan dalam sekolah SD, SMp, dan SMA secara embrional juga di tingkat TK.
Bangsa Indonesia sebagian besar masih
menganut kultur orang tua atau yang dituakan tidak perlu menghormati yang lebih
muda. Yang muda harus menghormati yang lebih tua. Suatu pandangan yang ternyata
tidak dapat dipertahankan.
Prinsip sikap dan tata cara penghormatan
bermaksud dan bertujuan memberikan kebutuhan dasar bagi orang lain. Manusia
pada hakekatnya menginginkan kebutuhan psikologik, dasarnya terpenuhi, perasaan
dimengerti, didengar, diayomi, dan adanya orang yang bertanggung jawab pada
dirinya.
Penghormatan dilaksanakan karena adanya
ikatan sosial, adanya kesetiakawanan sosial, seperjuangan dan sependeritaan,
rasa respect terhadap almamater, adanya jiwa korsa, rasa respect terhadap alumni.
Mendidik dan melatih penerapan sikap
dan cara penghormatan dilakukan terhadap.
· Sesama siswa
· Siswa dengan guru dan sebaliknya
· Jenazah
· Bendera Merah Putih
Cara
penghormatan dapat dilakukan dengan:
· Gerakan fisik
· Gerakan fisik dengan ucapan
· Ucapan saja
Dalam penerapan penghormatan harus
dilaksanakan secara berlanjut dan bertahap. Kualitasnya meningkat setelah
dididik dan dilatih di TK harus diteruskan di SD dan seterusnya.
Hormat kepada orang tua atau kepada
pejabat sudah merupakan budaya, tetapi hormat kepada anak untuk bangsa
Indonesia belum ada konsensus. Maka buku pedoman ini menghimbau pula
dilaksanakan penghormatan terhadap yunior.
Kalau ada anak harus menghormati kakek,
maka kakek dihimbau pula menghormati cucu dengan cara yang jelas, selaras,
serasi baik ditinjau dari arti psiko sosio, filosofi dan religi.
Bentuk sikap dan perilaku penghormatan antara lain:
a. Penghormatan tanpa topi dengan atau tanpa ucapan sambil berdiri atau
berjalan
1)
mengangguk sedalam 45 derajat, badan membungkuk sedikit sekitar 3
derajat, sambil berhenti sejenak bila berjalan.
2)
Memberi salam dengan mengangkat tangan kanan setinggi pelipis tanpa
membungkuk.
3)
Kedua cara tersebut dapat disertai ucapan:
· Assalamualaikum
· Selamat pagi, siang, sore, malam
4)
Tidak perlu disertai pertanyaan, “mau kemana” yang bersifat pribadi,
karena mengganggu masalah pribadi.
5)
Jawaban terhadap penghormatan harus sesuai dengan penghormatan yang
diterima.
6)
Selama pembinaan, pendidikan dan latihan, serta pembiasaan belum
berjalan dengan intensive, harus diperhatikan adanya nilai norma yang berlaku.
Jangan terlalu cepat memberikan penghormatan kepada seseorang, terkecuali bila
anda sudah kenal sekali dan sudah pasti mendapatkan jawaban.
b. Pengormatan dengan topi sambil berdiri atau berjalan
1)
Dengan mengangkat tangan dengan ujung jari tangan kanan menempel tepi
topi atau peci tanpa membungkukkan badan, siku terangkat 30 derajat kedepan.
2)
Disertai atau tidak disertai ucapan yang sama dengan diatas.
3)
Jawaban harus dibalas dengan motorik dan ucapan yang selaras dan serasi.
c. Penghormatan resmi
Penghormatan resmi dengan tanpa topi sambil
berdiri tegak. Penghormatan resmi dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap
pejabat resmi, Presiden, Wakil Presiden dan Menteri.
Sama dengan ditas terkecuali badan harus
bersikap lebih sempurna.
d. Penghormatan sewaktu duduk
1)
Harus berdiri dari duduk dan memberikan penghormatan sesuai dengan
keadaan.
2)
Hanya orang tua, wanita dan para jompo diperbolehkan tetap duduk.
3)
Sambil duduk dengan ucapan seperti diatas tanpa berdiri.
4)
Penghormatan sambil duduk dalam mobil, menganggukkan kepala dan badan
agar terlihat dari luar.
e. Penghormatan terhadap jenazah yang lewat diangkut orang, ambulance,
mobil
1)
Berdiri tegak, memberikan salam dengan tangan, bila bertopi lepaskan
topi yang dipakai, disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
2)
Duduk tegak, memberikan salam dengan tangan disertai doa sesuai dengan
agamanya masing-masing.
f. Penghormatan kepada sang Saka Merah putih
1)
Harus berdiri tegak
2)
Tangan kanan diangkat dengan ujung jari menempel atau menyentuh tepi
topi atau peci, selama proses pengibaran.
g. Penghormatan kepada lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
Berdiri tegak, yang jompo, cacat dan orang
tua duduk tegak.
Baik dalam penghormatan Sang Merah Putih
maupun terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya harus dilakukan terasa agak
kurang selaras dan serasi.
Kenyataannya dapat diuraikan sebagai
berikut:
· Dikalangan siswa sikap tegak sempurna sering
tidak bisa berjalan dengan baik. Tampak
pembinaan psikomotorik kurang selaras dan serasi, seakan-akan meremehkan Lagu
Indonesia Raya.
· Pada umumnya baris belakang tidak mengikuti
aturan ketentuan yang ada
h. Penghormatan secara khusus terhadap orang yang lebih tua
1)
Sembah sujud anak terhadap orang tua pada waktu Ramadhan dan Hari Raya.
2)
Sembah sujud anak kepada orang tua sewaktu peristiwa penting seperti
sewaktu dinikahkan, lepas dari musibah dan maut.
3)
Sembah sujud anak kepada orang tua karena bersyukur mendapatkan nikmat
dari Tuhan YME.
4)
Semua itu pada umumnya dilakukan/ dilaksanakan dengan duduk di lantai ½
meter dari orang tua yang duduk didepannya.
5)
Menghanturkan sembah, kemudian maju memegang lutut orang tua, selesai
setelah didoa berkahi orang tua.
3. Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
Berpakaian
menentukan sikap dan perilaku, watak,
tabiat dan situasi kondisi internal manusia.
Secara
keseluruhan berpakaian dan berdandan, bersolek, menata rambut menentukan
penampilan watak dan sikap dan perilaku manusia; apakah ia seorang yang hanya
memikirkan dirinya sendiri atau memikirkan orang lain, ataukah ia memikirkan
dirinya sendiri dan orang lain.
a.
Di sekolah
1)
Upayakan memakai seragam bersih dan rapi.
2)
Kancing baju jangan sampai ada yang terlepas.
3)
Pakailah pakaian seragam dengan kancing baju yang dikancingkan semua,
berpakaian PSAS tidak trendy. Celana Putra harus pantalon, rok bagi putri tidak
terlalu tinggi, kemeja tidak dikeluarkan atau pun menutup ketimang/ ikat
pinggang.
4)
Yang berlengan panjang jangan digulung.
5)
Pemakaian seragam pramuka sesuai ketentuan yang ada.
6)
Seragam olahraga sesuai dengan jenis dan cabang olahraga.
7)
Seragam di dalam laboratorium pada umumnya ditentukan untuk pengamanan diri maupun orang lain.
Sesuai dengan ketentuan yang ada.
8)
Untuk anak-anak dilarang penggunaan perhiasan dan bersolek berlebihan,
sangat berbahaya bagi keamanan dirinya.
9)
Siswa dilarang berdandan yang berlebihan, agar tidak mengundang
perhatian, hindarkan kesan etalase berjalan.
10)
Rambut rapi dan pantas serta menampilkan keserasian.
11)
Busana yang dipakai tidak bertentangan dengan kepantasan, dan sopan
menurut masyarakat dan agama.
12)
Bagi anggota PASKIBRA Lencana Keanggotaan kemanapun wajib dipakai.
13)
Tidak dibiasakan memakai jeans dan memakai
sendal jepit (kecuali pada saat-saat yang disepakati).
b. Di luar Sekolah
Walaupun
di luar sekolah guru secara struktural tak berkewajiban, tudak ada hak untuk
membatasi, namun guru tetap harus memberikan pandangan sesuai norma nilai
tentang sikap dan perilaku di hampir semua aspek termasuk berpakaian dan
berdandan di luar sekolah, sebagai berikut:
1)
Di rumah
Walaupun
ada kebebasan ternyata akan lebih baik bila ada kebebasan yang terbatas, dengan
asumsi situasi sosial ekonomi yang pas-pasan dan dalam kehidupan ekonomi yang
normal/ wajar maka :
a)
Gunakan baju tidur, untuk wanita sebaiknya menggunakan celana panjang.
b)
Upayakan keluar kamar tidur sudah rapi, hindari penggunaan daster keluar
kamar tidur atau keluar rumah.
c)
Upayakan berpakaian rapi bila makan bersama.
2)
Di luar rumah
a)
Jangan menggunakan baju tidur atau daster keluar rumah.
b)
Untuk pria jangan menggunakan celana dalam saja.
c)
Gunakan pakaian yang selaras dan serasi sesuai lingkungan.
d)
Bila pergi ke pesta upayakan jangan berdandan berlebihan, yang
mengundang permasalahan dan keamanan.
4. Sikap perilaku pergaulan
Dalam
pergaulan sering kali kita saling berkenalan, bermain sesama siswa, bertamu in
de kost, pada orang lain, ikut kakak, tinggak diasrama, bepergian masuk hotel.
Semua
itu ada aturan-aturannya agar tidak menimbulkan konflik, salah paham, bahkan
dalam jangka waktu cepat, sedang, ataupun lambat.
a. Perkenalan
Salaman
antar siswa dan orang tua ada baiknya yang senior mendahului dalam konteks
memberikan pembiasaan bagi siswa yang masih yunior, tidak dalam arti bahwa
yunior yang bersalaman lebih dahulu.
Orang
tua seyogyanya mengetahui apakah siswa tersebut cukup sosialisasi atau belum
dan ada jiwa masalah kejiwaan atau tidak. Untuk itu dalam perkenalan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Perkenalan
Syarat
utama: Keberanian
Pada
dasarnya tata krama berkenalan sangat diwarnai oleh adat istiadat berperilaku
setempat.
Oleh
karena itu tanpa mengurangi nilai-nilai budaya daerah sebaiknya dalam
perkenalan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a)
Untuk memperkenalkan diri antara sesamanya sudah harus diilatih sejak
dini dan terbina konsisten.
b)
Saling bersalaman tangan, dapat dengan kedua tangan/ satu tangan,
disusul meletakkan tangan di dada kiri.
c)
Cara bersalaman mempunyai kesan dan arti tersendiri yang harus diketahui
oleh siswa, orang tua, dan masyarakat :
· Salaman hanya menjulurkan
satu tangan belum bersentuhan kemudian ditarik kembali, memberikan kesan jijik
tersentuh tangan orang lain.
· Salaman dengan satu tangan
menyentuh tidak menggenggam memberikan kesan sombong.
· Salaman dengan menggenggam
tangan memberikan kehangatan komunikatif, kesetiakawanan sosial, simpatik.
· Salaman dengan menggoncang
tangan terkesan urakan.
· Salaman dengan menyakiti
tangan orang lain ada kesan manusia berotot tapi kurang perasaan.
2)
Cara berkenalan
a)
Mohon izin boleh tidaknya berkenalan.
b)
Bila diperbolehkan sampaikan salam dan sebutkan nama kita sambil
mengulurkan tangan.
c)
Ucapkan terima kasih.
d)
Langkah selanjutnya improvisasi, tapi jangan salah tingkah juga tidak
menjadi MPO atau over acting.
e)
Tetap bersikap tenang dan coba ambil simpatinya.
3)
Memperkenalkan orang lain
a)
Kenalkan teman yang bersama anda dengan teman anda berbicara jika belum
saling mengenal.
b)
Pria terhadap wanita, sebut nama pria terlebih dahulu.
c)
Muda dan tua, sebut nama yang muda terlebih dahulu.
d)
Bila banyak orang tua sebutkan nama yang tertua lebih dahulu.
4)
Cara bertamu teman lama
a)
Sapalah terlebih dahulu, kemudian ikuti dengan berjabat tangan.
b)
Apabila teman kita lupa siapa kita, ingatkan siapa kita dan dimana kita
pernah bertemu.
5)
Cara bertamu dalam pertemuan
Salamilah orang disekitar
kita, pada dasarnya orang yang lebih tualah yang harus menyambut, tepatnya tuan
rumah. Apabila hal ini tidak dilaksanakan,
maka sebagai anggota Paskibra harus fleksibel.
b. Bermain di kalangan siswa
Bermain diantara siswa perlu menjadi
perhatian, karena pendidikan dan latihan harus mulai dari kecil.
1)
Sebagai guru atau orang tua jangan membiarkan salah seorang siswa
menyakiti fisik atau mental siswa lain.
2)
Menanggulangi anak yang suka menyakiti anak lain perlu kearifan dalam
bersikap perilaku dan bicara. Ada orang yang tidak senang bila anaknya dianggap
nakal terhadap yang lain. Ada orang yang tenang-tenang dan tersenyum saja bila
anaknya menyakiti anak orang lain.
3)
Bermain diantara anak perlu diperhatikan, misalnya mencolok mata dengan
balsem, mengompas dan semacamnya, cegah jangan sampai terjadi, bila terjadi
orang tua seyogyanya diberi tahu. Bila menolak perlu diwaspadai akan watak dan
tabiatnya yang psikopatik.
c. Bertamu
1)
Bertamu harus memperhatikan lamanya, waktu, saat terbaik pada waktu sore
(waktu yang baik antara pukul 16.30-17.30 dan pukul 19.00-21.00 WIB), dengan
waktu tidak lebih dari satu jam, tidak pada saat pemilik rumah sedang tidur,
istirahat. Kecuali apabila ada hal yang kan dibicarakan tidak dapat ditunda.
2)
Apabila bertandang dengan maksud basa-basi jangan lah terlalu lama
kecuali tuan rumah menghendaki, maka kita harus tahu situasi.
3)
Apabila kita belum begitu dekat dengan keluarga tersebut segera perkenalkan
diri kepada tuan rumah.
4)
Larangan bertamu bergadang tanpa maksud tujuan yang jelas, hindari
perbuatan iseng. Dianjurkan adanya dialog orang tua atau guru yang intensive
tentang berbagai permasalahan hidup, kehidupan dan perikehidupan untuk menangani
masalah ini.
5)
Larangan menginap dirumah teman tanpa persetujuan pemilik rumah dan
orang tua sendiri. Hindari komplikasi yang tidak diinginkan.
6)
Sebaiknya orang tua melarang anak perempuan bertamu sendirian ke teman
laki-laki.
7)
Menerima tamu jangan dikamar tidur, kalau tidak ada kamar tamunya di
luar rumah. Meskipun bertamu tidak resmi, sebaiknya melakukan tindakan sebagai
berikut :
· Beritahu pemilik rumah
terlebih dahulu
· Membunyikan bel atau
mengetuk pintu
· Jangan duduk bila tidak
dipersilahkan
· Jangan minum dan makan
sebelum dipersilahkan, minumlah dengan tertib dan mencicipi hidangan
· Sesuaikan dengan maksud dan
tujuan bertamu
· Selesai kunjungan pamitlah
· Berikan salam kepada orang
tua teman anda, seandainya ada dirumah
8) Tata krama menerima tamu
· Bukalah pintu, persilahkan
masuk dan tutup kembali
· Persilahkan duduk diruang
tamu
· Berikan hidangan ala
kadarnya
· Pada akhir kunjungan,
ucapkan terima kasih atas kunjungannya
· Pamitkan pada orang tua
anda
· Bukakan pintu dan
persilahkan jalan terlebih dahulu
setelah itu anda menyusul
· Bila ada pintu pagar,
hendaklah mengantarnya sampai pintu pagar, anda bantu membukakan pintu
9)
Siswa pemilik rumah harus berusaha menolak tamu yang berkunjung di luar
kebiasaan apabila :
· Ada tanda-tanda konflik
antara tamu dengan orang tuanya
· Ada tanda-tanda trauma
fisik dan psikis dan beritahu oarang tua
· Ada kesan membahayakan,
beritahu saudaranya yang lain jangan berusaha menjadi pahlawan. Amankan diri
sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain.
d. Mengunjungi orang sakit (pasien) di rumah atau di rumah sakit
1)
Jangan menambahkan ketegangan perasaan fisik bagi pasien dan
keluarganya.
2)
Jangan membawa makanan kecuali kalau sudah mengetahui apa yang boleh dan
tidak boleh makan.
3)
Kalau ingin memberi atensi, bawalah bunga yang sesuai, karena
bunga-bunga atau rangkaian bunga mempunyai arti tersendiri.
4)
Jangan membicarakan masalah keuangan untuk rumah sakit dengan pasien
atau di depan pasien.
5)
Jangan menanyakan penyakit pasien, karena merupakan rahasia dokter
apalagi bila ditambah dengan komentar, nasehat, saran atau menunjukkan
kehebatan anda yang lagi dalam keadaan sehat.
6)
Bila mengunjungi rumah sakit batasi maximum dua orang dan dalam waktu
yang terbatas terbaik sekitar 5 menit.
7)
Dilarang memberikan perhatian berlebih-lebihan dengan mengelus-elus
tangan, badan, kepala dan seterusnya, kecuali bila saudara pasien, orang tua
atau muhrimnya.
8)
Kalau ingin membantu, bantulah yang bersifat mendesak dan di luar
tanggung jawab paramedis. Beritahu perawat bila infus habis, ada kesan keadaan
pasien dalam keadaan berbahaya.
e. Kost atau bertempat tinggal di rumah orang
Apabila siswa terpaksa bertempat tinggal di
rumah orang atau kost disuatu kost, maka untuk menghindari kemungkinan negatif
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
Apabila siswa in de kost dengan saudara atau ipar kakak merupakan
larangan seorang adik perempuan ikut kakak kakak perempuan yang menikah,
seorang saudara laki-laki ikut kakak atau adik laki-laki yang telah menikah,
agar afair sexual yang tidak dikehendaki tidak terjadi.
2)
Bila seorang sesama wanita kost di rumah paman peristiwa sexual dapat
terjadi.
3)
Dilarang seorang laki-laki kost dirumah bibi yang masih muda. Hindarkan
kejadian yang tidak diingini dan tidak dridhoi.
4)
Usahakan tempat in de kost yang memang telah diperuntukkan dan sesuai
dengan kondisi siswa dengan memperhatikan kondisi umum lingkungan yang
mendukung kebutuhan interaksi/ pergaulan siswa.
f. Sikap dan cara menelephone
1)
Apabila mendengar tanda panggilan telephone segera ambil gagang
telephone dan pastikan bahwa alamat panggilan tidak salah yaitu dengan cara
menyebutkan nomor telephone yang dimiliki.
2)
Apabila ternyata salah alamat, penerima telephone tidak perlu mengatakan
kata-kata umpatan dan sebaliknya penelephone menyatkan permintaan maaf dan
letakkan gagang telephone di tempatnya secara baik dan sempurna.
3)
Berbicara menggunakan pesawat telephone harus menggunakan kata-katayang
jelas dengan kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti, tidak menggunakan
pesawat telephone untuk mengobrol atau memecahkan/ menyelesaikan persoalan yang
rumit yang memerlukan waktu yang lama.
4)
Sediakan alat tulis seperti kertas dan pensil di dekat pesawat telephone
agar memudahkan mencatat pesan telephone, tidak mencari-cari terlebih dahulu.
5)
Harus diingat bahwa telephone merupakan sarana komunikasi umum maka bila
melalui telephone baik di rumah, di kantaor maupun pesawat telephone umum harus
bicara seperlunya, tidak bertele-tele.
6)
Selesai pembicaraan telephone gagang telephone harus diletakkan secara
baik dan benar.
7)
Apabila kita yang menelephone ke oarang lain harus diperhatikan hal-hal
berikut ini :
· Sebutkan salam, kemudian
nomor telephone yang dituju.
· Sebutkan nama kita, kemudian sebutkan nama
orang yang kita tuju.
· Bicaralah seperlunya
· Akhir menelephone ucapkan salam dan terima
kasih. Bila orang yang kita tuju tidak ada, tinggalkanlah pesan minimal katakan
bahwa tadi kita menghubungi dia, dan janjikan kalau akan menghubungi lagi.
g. Tata krama surat-menyurat
1)
Perhatikan kertas dan amplop.
2)
Tinta yang dipergunakan hitam atau biru, hindarkan warna merah atau
putih.
3)
Tempelkan perangko yang cukup.
4)
Tulis alamat dengan jelas.
5)
Isi surat tidak menyinggung perasaan yang menerima surat.
6)
Ingat !!! Surat adalah wakil pribadi.
7)
Menerima surat yang perlu dibalas, cepat balas.
5. Sikap dan tata cara makan dan minum
a. Dilarang makan/ minum sambil berjalan
1)
Makan/ minum sambil berjalan dilarang oleh agama.
2)
Kita dapat tersedak bila makan/ minum sambil berjalan.
b. Makan sehari-hari
1)
Membiasakan makan dengan cara yang sopan di manapun.
2)
Pada waktu menarik kursi, hendaknya diangkat sedikit, memberikan
pertolongan kepada wanita pada waktu mereka hendak mengambil tempat duduk.
3)
Duduk dengan sikap tegak kedua tangan diletakan disamping piring,
hendaknya tidak menyembunyikan tangan dibawah meja atau meletakkan siku diatas
meja.
4)
Berdoalah sebelum dan sesudah makan, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
5)
Tawari rekan, kawan, adik, yang ada disekitar tempat makan/ minum, kalau
perlu orang lain juga kita tawari untuk makan/ minum.
6)
Meskipun merasa lapar sekali, hendaknya tidak mengambil nasi terlalu
banyak, lebih baik mengambil agak kurang dan kemudian bila merasa kurang dapat
ditambah lagi .
7)
Pergunakan alat makan yang sudah disediakan dan pakailah alat itu dengan
cara yang sudah ditentukan.
8)
Salah satu syarat dalam tata cara makan yang sopan adalah menguyah
makanan dengan mulut tertutup tanpa mengeluarkan suara.
9)
Pada waktu muut berisi makanan, jangan sekali-kali berbicara, tunggulah
sampai makanan habis tertelan.
10)
Apabila pada waktu makan harus memakai pisau untuk mengiris daging
misalnya, maka memegang pisau itu dengan tangan kanan, sedangkan garpu tetap
pada tangan kiri.
11)
Apabila tengah makan kita ingin minum, maka sendok dan garpu diletakkan
terlentang dipiring kemudian baru minum, pada saat minum tidak mengeluarkan suara,
berguarau atau bersendau.
12)
Bila menambah nasi hendaknya nasi didalam piring masih tersisa dan
sebelum menambah terlebih dahulu meletakkan sendokdan garpu terlentang.
13)
Pada waktu makan hendaknya percakapan dibatasi pada soal-soal ringan,
tidak membicarakan hal-hal yang tidak sesuai untuk didengar pada waktu makan,
pada waktu berbicara jangan disertai gerakan-gerakan yang berlebihan karena
dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
14)
Apabila selesai makan, sendok dan
garpu diletakan tertelungkup di piring , jangan berdiri dahulu sebelum
yang tertua meninggalkan tempat duduk dan jangan lupa mengembalikan kursi
seperti pada keadaan semula. Minta izin terlebih dahulu pada yang tertua
apabila akan mendahului meninggalkan ruang makan.
c. Jamuan Makan
1)
Aturan–aturan yang ditentukan diatas berlaku juga dalam perjamuan
makanan.
2)
Jangan mulai makan sebelum tuan rumah mempersilahkan makan.
3)
Jangan menyusahkan tuan rumah dengan meminta hal-hal yang tidak ada.
4)
Jika karena sesuatu hal hanya makan sedikit saja, makanlah hidangan
dengan perlahan-lahan sehingga tuan rumah dan tamu-tamu lain mempunyai waktu
luang untuk makan dengan tenang.
5)
Apabila karena sesuatu hal menjalani pantang makan makanan yang
dihidangkan, hendaknya dikemukakan dengan sopan.
6)
Harus bersikap ramah, suasana meriah pada waktu makan akan memberikan
rasa puas kepada tuan rumah.
7)
Tidak sopan untuk meninggalkan sisa makanan dipiring.
8)
Lap makanan jangan dipakai untuk membersihkan piring atau alat-alat
makan lainnya, ha ini akan menyakitkan hati tuan rumah.
9)
Pada waktu selesai makan letakan
sendok dan garpu tertelungkup diatas piring dengan rapi.
10)
Jangan meninggalkan meja sebelum dipersilahkan.
11)
Sehabis makan jangan tergesa-gesa pulang, sebaiknya menunggu sejenak
baru kemudian mohon diri.
12)
Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.
13)
Jangan membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah.
d. Undangan Makan
1)
Kenakan pakaian sesuai dengan yang telah ditentukan.
2)
Datang tepat pada waktunya.
3)
Sesudah masuk ruangan letakan tutup kepala (pet) ditempat yang sudah
disediakan, kemudian kita menuju kepada yang mengundang untuk menunjukkan
hormat.
4)
Selanjutnya menggabungkan diri dengan tamu-tamu lain. Usahakan sebelum
makan berkenalan dengan tamu-tamu yang belum dikenal.
5)
Tanda masuk ke ruangan makan diberikan oleh tuan rumah/ pembawa acara
menunjukkan tempat duduk para tamu atau tempat duduk itu telah diberi tanda
atau menempatkan nama tamu pada masing-masing piring.
6)
Jangan lupa mempersilahkan wanita yang duduk disamping atau disebelah
pada waktu akan duduk.
7)
Jangan merasa canggung menghadapi alat-alat makan yang beraneka ragam.
Alat-alat makan itu biasanya digunakan dengan aturan sebagai berikut. Baik yang
terletak disebelah kanan dan disebelah kiri piring. Alat yang pertama kali
dipakai adalah yang terletak disebelah luar kemudian keluar secara
berturut-turut kedalam. Kalau masih ragu-ragu tirulah tamu yang sudah
berpengalaman.
8)
Urutan-urutan hidangan biasanya ditentukan dengan kartu menu, dengan
jalan mempelajari sepintas lalu menu tersebut. Sesuaikanlah dengan apa yang
diambil dan banyak hidangan yang disajikan.
9)
Apabila jenis yang dihidangkan belum pernah dimakan/ belum tahu cara
memakannya, sebaiknya tidak menolak hidangan itu, melainkan cobalah makan
sedikit makan hidangan itu.
10)
Jamuan makan sebaiknya mengadakan pembicaraan ringan dengan tamu-tamu
yang berdekatan. Walaupun demikian jangan sampai percakapan-percakapan itu
mengakibatkan keterlambatan makan, sehingga para tamu terpaksa menanti
menghabiskan hidangan. Jangan pula berbicara dengan tamu yang berjauhan.
11)
Pada waktu disajikan pidato, hendaknya berhenti makan/ minum dan jangan
berbicara pada waktu itu.
12)
Makan selesai apabila tuan rumah sudah berdiri atau diberikan tanda oleh
pembawa acara.
13)
Pada waktu minta diri jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada yang
mengundang.
e. Buffet dinner (Prasmanan)
1)
Merupakan kelaziman dalam suatu pesta bilamana para tamu dipersilahkan
mengambil sendiri hidangan yang disajikan. Biasanya hidangan yang telah
disediakan di meja yang dihias dengan baik, cara demikian disebut Buffet Dinner
(Prasmanan).
2)
Biasanya tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk mengambil hidangan,
hendaknya mendahulukan para tamu wanita/ pria yang lebih tua atau yang lebih
tinggi pangkatnya.
3)
Walaupun bebas untuk mengambil hidangan, tidaklah sopan mengambil
terlalu banyak.
4)
Setelah mengambil hidangan secukupnya, kembali ke tempat semula/ tempat
lain dan kemudian mulai makan.
5)
Biasanya pesta semacam itu tidak disediakan meja untuk makan, oleh
karena itu seyogyanya makan dengan sendok saja tanpa garpu karena tangan kiri
harus memegang piring, atau dengan cara meletakkan piring diatas pangkuan
sehingga dapat makan dengan sendok dan
garpu.
6)
Sesudah makan letakkan piring di tempat yang sudah ditentukan atau
diserahkan kepada pelayan yang sudah dsiap untuk mengambilnya.
f. Makan tanpa sendok dan garpu
1)
Apabila kita mendapat undangan untuk pesta selamatan, biasanya para tamu
dipersilahkan duduk di tikar. Dalam hal ini sebaiknya mengikuti saja tata cara
yang dianut di tempat itu, sebelum duduk lepaskan sepatu dan alas kaki.
2)
Sebelum makan sebaiknya mencuci tangan dahulu dengan air yang sudah
disediakan dan tidak memercikan air ke tetangganya.
3)
Suapan nasi jangan terlalu besar.
4)
Apabila hendak mengambil sayur atau lauk pauk pergunakan sendok dengan
tangan kiri, demikian pula kalau hendak minum, gelas dipegang dengan tangan
kiri.
5)
Setelah selesai makan, bersihkan tangan dengan air dan keringkan dengan
lap yang tersedia dengan sapu tangan.
g. Perhelatan atau Pesta
Pada kesempatan mendapat undangan untuk
menghadiri suatu perhelatan atau suatu pesta beberapa hal perlu mendapat
perhatian antara lain:
1)
Sesuaikan sikap dengan tata cara yang berlaku dikalangan itu dan dengan
jiwa perhelatan/ pesta itu.
2)
Pakaian harus sesuai dengan peraturan yang berlaku atau yang ditentukan
dalam undangan.
3)
Datanglah tepat pada waktu yang telah ditentukan.
4)
Hendaklah setelah datang segera menemui tuan rumah untuk menyampaikan
salam dan duduklah di tempat yang telah ditentukan/ disediakan.
5)
Apabila belum mengenal tamu-tamu lain hendaknya mengenalkan diri pada
tamu-tamu yang duduk berdekatan.
6)
Mengenai sikap, tata cara makan dan percakapan dengan tamu lain atau
tuan rumah berlaku ketentuan yang yang telah diterangkan.
7)
Sangat tidak sopan meninggalkan suatu pesta atau perhelatan tanpa pamit
kepada tuan rumah terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar