Selasa, 24 Maret 2015

Sejarah Bendera Merah Putih

SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
PENGERTIAN
Asal kata
·    Bandira / Bandir yang artinya umbul-umbul.
·    Bandiera dari bahasa Italia Rumpun Romawi Kuno.
·    Dalam bahasa Sangsekerta untuk Pataka, Panji Dhuaja.
Bendera adalah lambang kedaulatan- lambang kemerdekaan. Dimana   negara yang memiliki dan mengibarkan bendera sendiri berarti negara itu bebas mengatur segala bentuk aturan negara tersebut.Menurut WJS Purwadaminta, bendera adalah sepotong kain persegi atau segitiga diberi tongkat (tiang) dipergunakan sebagai lambang, tanda dsb, panji tunggul.

SEJARAH
Bangsa Indonesia purba ketika masih bertempat di daratan Asia Tenggara ±    6.000 tahun yang lalu menganggap matahari dan bulan adalah benda langit yang sangat penting dalam perjalanan hidup manusia. Penghormatan terhadap benda langit itu disebut penghormatan Surya Candra .Bangsa Indonesia purba menghubungkan matahari dengan warna merah dan bulan dengan warna putih. Akibat dari penghormatan Surya Candra, bangsa Indonesia sangat menghormati warna merah putih.
Kedua lambang tersebut melambangkan kehidupan, yaitu:
-        Merah melambangkan darah, fitur manusia yang hidup.
-        Putih melambangkan karet, karakteristik tanaman yang masih hidup.
Warna Merah Putih dianggap lambang keagungan, kesaktian dan kejayaan.Warna Merah Putih itu bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi rumpun Austronesia pada umumnya merupakan lambang keagungan, kesaktian, dan keberhasilan. Berdasarkan anggapan tersebut dapat dipahami apa sebab lambang perjuangan Nasional Indonesia, Lambang negara nasional,   yang merupakan bendera berwarna Merah Putih.Kemudian bendera Merah Putih bergelar " Sang "yang berarti kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti Bendera warisan yang dimuliakan .Makna warna bagi bangsa Indonesia .
MERAH    :   Gula merah, bubur merah, Berani, kuat, menyala, darah.
PUTIH      : Gula putih, bubur putih, kelapa, suci, bersih, hidup, karet.

Tarich SANG MERAH PUTIH
Lihat tarich Sejarah Sang Merah Putih.

Tata krama
1.      Tidak bisa menyentuh tanah
Logika    :   Bendera akan kotor
Kiasan   : Tanah merupakan tempat berpijak,   maka bila   bendera jatuh, seolah-olah menginjak bendera.
2.      Tidak bisa dibawa balik kanan
3.      Kiasan      :    Karena negara seperti mundur / kemunduran.

SEJARAH BENDERA PUSAKA
Dikibarkan pertama kali pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pagi di jalan Pegangsaan timur no. 56 Jakarta. Pertama kali dikibarkan oleh dua orang muda-mudi dan dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat dan Suhud S .
Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno dengan ukuran 185 x 275 cm .

Pada tanggal 4 Juni 1946 aksi teror Belanda   meningkat sehingga Ibukota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta dan Bendera Pusaka dibawa oleh Presiden Soekarno kedalam kopor pribadinya.
Tanggal 19 Desember 1948, terjadi Agresi Militer Belanda ke-2 sehingga Presiden Soekarno memanggil Bapak Husein Mutahar untuk menyelamatkan Bendera Pusaka dengan cara memisahkan warna merah dan putih, yaitu melepaskan benang jahitan antara merah dan putih, dibantu oleh Ibu Perna Dinata . Setelah itu kain merah dan putih dimasukan pada dasar dua tas milik Bapak Husein Mutahar untuk menghindari penyitaan dari tentara Belanda.  
Bapak Husein Mutahar menjahit kembali Bendera Pusaka dengan meminjam mesin jahit milik seorang istri dokter, tepat di lubang bekas jahitan asli, tetapi 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit. Kemudian Bendera Pusaka diserahkan pada Presiden Soekarno di Bangka melalui Bapak Soejono pada pertengahan bulan Juni 1948.
Bendera Pusaka dikibarkan oleh lima orang di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Tahun 1969 Bendera Pusaka tidak lagi dikibarkan kembali karena sudah terlalu tua, sehingga dibuatlah bendera duplikat untuik tiang 17 meter Istana Merdeka dari bahan bendera (wool) yang dijahit tiga potong memanjang kain merah dan tiga potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.

Bendera Merah puti h , duplikat Bendera Pusaka, idealnya terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia yang warna merah dan putihnya tanpa jahitan dengan warna mwrah cat celup asli Indonesia.
Karena sesuatu hal, pemikiran tadi tidak dapat dilaksanakan, bendera duplikat terbuat dari katun Inggris tanpa jahitan dengan ukuran 200 x 300 cm.

Pembuatan Bendera duplikat dilaksanakan oleh Balai Penelitian Textil   Bandung dibantu PT Ratna di Ciawi, Bogor.
Bendera duplikat dibagikan ke setiap Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II serta perwakilan Indonesia di Luar Negeri pada tanggal 5 Agustus 1969.
Kemudian Bendera Pusaka tidak dikibarkan dan hanya dijadikan pendamping Bendera Duplikat pada saat pengibaran dan penurunan di Istana Negara.
Tarich SEJARAH SANG MERAH PUTIH

PERMULAAN SEJARAH INDONESIA

1.     SEBELUM MASEHI

6000 tahun yang lalu. Perpindahan orang Kuno-Indonesia dari Asia Tenggara melalui Semenanjung- Sumatera dan Filipina-Sulawesi. Mereka itu menghormat warna Merah-Matahari dan putih-rembulan. Dari zaman itulah berasalnya penghormatan Aditia-Candera, yang bertebar di Nusa Indonesia dan seluruh Kepulauan Austonesia di Samudera India dan Pasifik.
4000 tahun yang lalu. Pemain kedua orang Kuno-Indonesia dari Asia Tenggara menuju Indonesia. Ketiga lapisan (orang Pursia gelombang kedua) berpadu menjadi Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menghormati Aditia Candera dan Merah Putih sebagai lambang zat hidup menurut kepercayaan asli bertenaga tuah kesaktian. Lambang Surya Candra dan lambang Karet getih bersandar penghormatan Dwi Warna Austronesia: Merah-Putih.
500    tahun sebelum Masehi. Gelombang pertebaran bangsa Austronesia menuju kepulauan Austronesia dan Nusa Indonesia. Sebagai hasil perpindahan bangsa diatas ini, maka pada penghabisan zaman prasejarah indonesia didapatlah penghormatan warna Merah Putih di seluruh Kepulauan Austronesia, terutama di daerah Nua Indonesia. Dikaki Gunung Dempu (Sumatera Selatan) didapat petilasan-waruga terbuat dari batu yang berlukiskan berwarna-warna dan seorang perwira memanggul Bendera Merah Putih: dalam kuburan purbakala itu didapat manik tanah berwarna merah putih pula.
             Sesudah Prasejarah ini dimulailah babakan pula sejarah (Protohistoria) Indonesia.

2.     SESUDAH MASEHI

150      Kitab   Ramayana    karangan   Pujangga   Walmiki   dalam bahasa sansakerta menamai Nusa Indonesia (Yawadwipa) kepulauan Suwarna-rupyaka-Dwipa yang berarti Nusa Emas dan Perak, yaitu Lambang logam Nusa Merah Putih.
450      Kekuasaan Maharaja Purnawarman, Kepala Negara Tarumanagara di Jawa Barat, dibandingkan dengan kibaran bendera (Dwadja). Bekas lukisannya memuliakan Kembang Tanjung. Semenjak Purnawarman maka mulailah burung Garuda sebagai kendaraan-wahana Mahadewa Wisnu. Burung Garuda dinamai Burung Merah Putih, yang dilukiskan pada lukisan Indonesiadan didapat pada candi Dieng, Prambanan, Panataran, dan lain-lainnya sebagai lambang Energi Pembangunan.

BABAKAN SEJARAH

517     Anggota keluarga Kaundiya dari Bukit Sigunting dekat kota Palembang dan pembentuk Radjakula Merah Putih Siguntang yang menguasai dan mendirikan kedatuan Sriwijaya. Radjakula Merah Putih ini adalah keluarga Syailendra. Sebelun tahun 517 bertahan permainan turunnya warna Merah Putih berkilau di puncak Siguntang. Antara 517 dan 683 kekuasaan dipegang oleh Melayu Radjakula Syailendra ini adalah Sang Teri Buana.
683     Keluarga Sriwijaya datang ke Palembang dari Sumatera Tengah. Keluarga Syailendra pindah dari Palembang menuju Jawa Tengah.
800     Lukisan Bendera Merah Putih dengan dinamai Pataka di pahat di kaki candi Borobudur, yang menurut prasasti Karang Tengah didirikan sebelum tahun 824 TM Rupanya berupa umbul-umbul dan kata Pataka itu dituliskan diatas lukisan bendera yang dikibarkan oleh tiga orang pengawal. Pada dinding Borobudur dipahatkan beberapa kali kembang Tunjung Merah Putih dan Biru. Kata Dwadja dan Pataka lazim dipakai dalam perdaban Indonesia   lama. Sejak abad V, Dwadja dipakai dalam tulisan Tarumanegara saat Purnawarman, dalam kitab Wirataparwa, sedangkan kata Pataka dipakai dalam kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Kedua kata itu dipakai dalam kitab Dwadja lama bernama Ramayana. Kembang Tunjung Merah Putih juga dipahatkan pada dinding Candi Mendut yang hampir sama tuanya dengan Candi Borobudur.
898-910 Moharaja Balitung pertama kali dalam sejarah Indonesia menamai dirinya dengan Julukan Garuda Muka .
900     Warna Merah putih dipakai untuk melukiskan akasan huruf di dinding Candi Prambanan. Pada dinding Candi itu didapat pula lukisan pahat yang menceritakan Ramayana. Cerita ini dimulai dengan lukisan burung Garuda memegang kembang Tunjung, burung Garuda dinamai juga burung Merah Putih. Lukisan Dwi-Warna itu dapat dirasakan pada pahatan Beruk Hanoman (putih yang ekornya sedang bernyala-nyala (merah) membakar Istana Dasamuka di Pemerintah Langka.
1066-42 Prabu Airlangga memakai lencana Garuda Mukha pada arca belahan ia digambarkan sebagai Mahadewa Wisnu menunggang burung Garuda gelarnya Resi Gentayu (Garuda) .
            Dalam Kitab Ramayana dalam bahasa Jawa lama berulang dipujikan keindahan kembang Tunjung berwarna Mabang-Maputih (Merah Putih). Keduanya (Garuda Merah Putih) dan kembang Tunjung Merah Putih itu berlangsung dipekarangan Istana Malioboro (Yogyakarta) dan diantara Istana Merdeka dengan tunggul tiang Proklamasi di lapangan Gambir Utara (Jakarta).
1222-92 Keluarga Radjakula Merah Putih Tumapel berkuasa memerintah Singosari sejak kemenangan perang Ganter (1222). Pertemuan Ken Arok dan Ken Dedes adalah pembentukan Radjakula Merah Putih, yang berkuasa sampai runtuhnya Negara Singosari dan Majapahit pada awal abad ke XVI.
1299 Menurut Prasasti Gunung Butak yang bertarich 1294, maka dalam pemberontakan Kediri dibawah pimpinan Jayakatwang dikibarkan bendera Merah Putih Tunggul Bang lawan Putih melawan tentara negara Singosari dibawah Prabu Kertanegara. Kediri menang dan Singosari runtuh, Kertanegara tewas, Jayakatwang berkuasa.
1293 Majapahit berdiri kembali dan berkuasa sampai sekitar tahun 1525. Patung raja pertama Kertanegara dengan permaisurinya dilukiskan dengan memegang kembang Tunjung. Puteri Merah Putih yaitu Dara Jingga dan Dara Perak, datang dari pulau Sumatera ke Majapahit.
1359   Prabu Hayam Wuruk mengunjungi tebat sumur tempat tumbuh kembang Tunjung Merah Putih di daerah Lumajang dekat pantai sebelah   selatan. Perkunjungan ini terjadi ketika mengitari Jawa Timur pada tahun 1359. Radjakula Majapahit memuliakan warna Merah Putih dengan memakai lambang berupa Buah Maja (Merah) oleh Sribaginda Hayam Wuruk. Sedangkan banteng putih adalah lambang lencana Raja Puteri Lasam.
1365 Pujangga Prapanca menyelesaikan karangannya Negara Kertagama yang menceritakan perkembangan negara Singosari dan Majapahit. Dalam kitab itu pujangga nasional menggunakan keraton Majapahit sebagai keraton Merah Putih.
1399-1470 Raja Bone bernama Karampeluwa mengibarkan bendera Merah Putih, yaitu bendera Waromporong berupa merah dan umbul-umbul pengiringnya di kiri-kanan berwarna putih dengan bernama Calae ri atau Calae ri abeo .
1522 Pengarang Antonio Pigafetta menyusun kamus kecil berisi 426 kata Indonesia. Didalam kata-kata itu disebutkan adanya kain merah putih di Indonesia yang dinamai Caln Mira dan Cain Puta yang disalin kedalam bahasa Italia dengan nama Alpanno Rasso dan Alpanno Blancho .

SEBELUM KEMERDEKAAN

1525-1575 Kerajaan Demak dan Panjang. Dua pisau cincin Majapahit berpermata Merah Putih diwariskan oleh negara itu kepada putri raja Jepara bernama Kali Nyamat.
1575-1750 Kerajaan Mataram. Bendera Merah putih sebagai peninggalan Kyai Ageng Tarub dalam keraton Surakarta. Kerajaan Mataram memuliakan bendera Merah Putih bernama Gula Kelapa.
1625   Sultan Agung mengibarkan Bendera Merah Putih ketika menyerang Pati untuk melindungi tentaranya. Sejak lama telah menjadi lazim cerita bawang putih dan bawang merah, cerita Menak Jingga dan Macan putih dan penghormatan bubur Merah Putih.
1700 .............
1825 19 Juni, rakyat mengibarkan bendera Merah Putih tanda perjuangan kemerdekaan dimulai dibawah pimpinan Diponegoro melawan kekuasaan kolonial Belanda.
1826    di lereng Gunung Merapi terlihat tanggal 17 November rakyat mengibarkan Bendera Merah Putih, yaitu sesudah perang Gawok dan menghadapi medan perang di sebelah selatan dan timur Yogyakarta.
1830-38 Perang Paderi dilanjutkan sejak tahun 1818. Pengikut dan Pemimpin Derakan Paderi itu banyak yang memakai pakaian serba merah dan Jubah putih.
1896 Bendera Kudiman Merah Putih dikibarkan oleh pahlawan Bonifacio di Balentawak dalam revolusi memberontak kepada Spanyol menegakkan Republik Filipina.
1922   Merah   Putih   kepala kerbau dikibarkan perhimpunan Indonesia di tanah eropa sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka.
1927   Merah Putih Kepala Banteng dikibarkan Partai Nasional Indonesia (PNI) di tanah air sebagai lambang tujuan Indonesia Merdeka atas energi rakyat.
1928     Merah   Putih   dikibarkan   Angkatan   Pemuda   Indonesia di kota Jakarta (28 Oktober) dibawah pimpinan mahasiswa PPPI yaitu pada lahirnya lagu Indonesia Raya.
1933   Merah Putih Banteng seluruhnya dikibarkan Partindo di Surabaya, yang mengatur bentukan Republik Indonesia adalah tujuan gerakan rakyat.
1942   Penindasan tentara Jepang melarang Sang Merah Putih berkibar.
1944    Panitia Bendera Merah putih dibawah ki Hajar Dewantara, Sang Merah Putih dikibarkan sebgai penetapan lambang tujuan Indonesia Merdeka.

KEMERDEKAAN

1945    17 Agustus Sang Merah Putih dikibarkan di Jakarta pada hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
1945   17 Agustus Sang Merah Putih diakui sebagai bendera Republik Indonesia. Sejak hari Proklamasi sampai berbulan-bulan lamanya bendera itu berkibar sebagai tanada kedaulatan Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
1945 Bendera Merah putih berkibar dimana-mana dan puluhan insiden bendera terjadi. Bendera Merah Putih dipertahankan disegala gedung dan pekarangan, serta dibela dengan senjata dan darah di medan pertempuran melawan musuh Kemerdekaan Nasional serta negara Republik Indonesia.

SESUDAH KEMERDEKAAN

1946 , 4 Januari Bendera Proklamasi dibawa dengan kereta api olrh Kepala Negara, Soekarno-Hatta ke arah pedalaman. Disana Bendera Sang Saka itu berkibar selama revolusi di Istana Malioboro di kota Yogyakarta.
1949     Konstitusi RIS mengakui Bendera Sang Merah putih.
1950     Setelah berkibar empat tahun lamanya didaerah pedalaman maka sejak 4 Januari 1950 bendera Sang Saka berkibar kembali di Kota Jakarta.
1950    Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui sejak tanggal 17 Agustus 1945 bendera Sang Merah putih.
1950    Republik Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tanggal 19 Oktober, bendera Merah putih berkibar di Laka Succes . Begitu juga bendera itu berkibar disegala perwakilan Indonesia di luar negeri serta di segala Konferensi   internasional yang dihadiri Indonesia.
1951    Bendera Sang Saka Merah Putih berkibar di Konferensi perdamaian di kota San Fransisco dan selama pekan Olahraga Nasional di kota Jakarta yang memiliki Bendera Merah putih PON.

1953   8 Januari, Presiden Soekarno didampingi oleh Wakil Presiden Hatta berpidato membuka sidang parlemen dibawah lencana Rajawali Pancasila dengan diapait Kiri-kanan oleh bendera Sang Merah Putih.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar